Mengubah Pandangan Keluarga: Konsumsi 1 Telur Harian jadi Penanganan Stunting Terefektif

Kepala BKKBN mendorong seluruh keluarga di Indonesia untuk merombak pola pikir dalam menerapkan pola asuh dan konsumsi makanan bergizi.  khususnya untuk penanganan stunting selama fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hasto menyatakan bahwa potensi stunting pada bayi sebenarnya terlihat sejak lahir. 

Jika panjang badan bayi kurang dari standar yaitu 48 cm, maka terdapat 23 persen kemungkinan mengalami stunting. Ketika bayi berusia enam bulan, angka tersebut meningkat satu persen. Hal ini sekaligus menggarisbawahi pentingnya penguatan praktik pemberian ASI secara eksklusif.

Strategi Penanganan Stunting oleh Pemerintah

Ada beberapa program pemerintah yang dirancang untuk penanganan stunting, seperti:

1. Makanan tambahan

Anak-anak berusia enam bulan ke atas perlu mendapatkan makanan tambahan hingga usia 24 bulan. Oleh karena itu, semangat kampanye “Isi Piringku” dengan penekanan pada konsumsi makanan kaya protein menjadi hal yang krusial.

Terbukti, langkah pencegahan stunting dengan mengkonsumsi satu butir telur setiap hari memiliki potensi keberhasilan tinggi. Kejadian stunting cenderung tinggi pada anak usia 6 hingga 24 bulan, atau selama 1.000 HPK.

Hal ini menekankan pentingnya pergeseran persepsi bahwa protein hewani adalah elemen yang terjangkau dalam menghadapi stunting.

2. Peningkatan konsumsi protein hewani

Meningkatkan kesadaran akan pentingnya protein hewani dalam menu harian dapat Anda integrasikan dalam lingkup keluarga. Perlu Anda pahami bahwa penanganan stunting adalah penting juga bagi remaja yang hendak memasuki fase pernikahan.

Selain itu, pelibatan stakeholder dalam menyampaikan informasi ini kepada masyarakat sangatlah vital. Kepala BKKBN menyebutkan bahwa beberapa daerah telah menyiapkan contoh menu khusus jika anak terlanjur stunting.

Menu tersebut mempertimbangkan bahan pangan lokal yang kaya mikronutrien. Protein hewani menjadi kebutuhan balita terutama selama 1.000 HPK.

3. Kampanye Isi Piringku

Dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional yang ke-63, kampanye “Isi Piringku” muncul. Tujuannya sebagai upaya signifikan untuk mengubah pola makan yang masih memerlukan analisis lebih lanjut terkait komposisi mikronutrien.

Perlunya mengajak masyarakat untuk mengadaptasi konsep ini sebagai potensi penurunan kasus stunting dapat menjadi nyata. Secara tidak langsung akan berkontribusi pada kesejahteraan generasi penerus bangsa.

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penanganan stunting, pemerintah telah menjembatani pembaruan informasi. Orang tua bisa mengunjungi Pediasure.co.id untuk mendapatkan informasi lengkap seputar pencegahan stunting. Selain itu, lengkapi gizi anak dengan konsumsi Pediasure sesuai takaran.

 

Tinggalkan komentar